Sisi kemanusiaan Nabi Muhammad
“Nabi adalah manusia seperti kita, bukan dari golongan malaikat ataupun jin”
Alquran sengaja menegaskan bahwa nabi muhamad adalah manusia, basyar, untuk membantah alas an kaum musyrikin terhadap nabi SAW bahwa beliau bukan dari golongan malaikaat tau paling tidak bekerjasama dengan malaikat Qs Alfurqon :7. Juga untuk mengingatkan kaum muslimin supaya tidak mengulangi kesalahan seperti yang dilakukan kaum Nasrani terhadap Nabi Isa, yang menganggabnya sebagai tuhan.
Dalam al quran disebutkan “katakanlah sesungguhnya aku hanyala manusia sepertikamu. Hanya saja kepadaku disampaikan wahyu” Qs al kahfi 110 dan didukung ayat serupa, missal “ katakana, maha suci tuhanku. Bukankah aku hanya seorang manusia yang di utus” Qs Al Isra : 93
Sebagaimana lazimnya mahluk hidup, tubuh dan fisik lahiriah rentan terhadap musibah, perubahan, penyakit, sepertiyang umum terjadi pada tubuh manusia, dan akhirnya meningal dunia juga. Oleh karena itu Nabi Muhammad bisa sakit. Menderita dan tergangguoleh suhu yang panas atau terlalu dingin, nabi juga bisa terserang rasa lapar dan haus, marah serta rasa gundah. Beliau juga merasakan letih lemah dan lanjut usia. Saat orang kafir menyerangnya beliu juga bisa lecet dan terluka hingga patah giginya. Beliau juga merawat kesehatannya, salah satunya dengan berbekam. Demikian pula dengan nabi-nabi yang lain
Para nabi memang mendapat cobaan berupa siksaan di dunia tetapi juga sekaligus mendapat perlindungan dari Alloh, ini merupaka kesempurnaan nikmat alloh sekaligus untuk memperlihatkan kemuliaan derajat mereka.
Sifat kemanusiaan para nabi dan rasull dipertegas denan cobaan atas mereka, missal rasululloh dalam perang uhud mendapaat serangan dari ibnu Qamiah hingga berdarah, juga ketika di thaif berdarah karena lemparan batu . namun alloh mengamankan saat bersembunyi du gua tsur dan juga menamankan dari pedang Gawrats. Nabi juga terserang sihir labib ibn al asam. Tapi di lain kesempatan alloh melindungi saat khaybar menjamu nabi dan sahabat dengan danging beracun.
Dan untuk urusan kedunia nabipun yang merupaka penafsiran diri nabi juga terdakan kesalahan.
Rafi ibn khadij mengatakan rasulullohdatang kemadinah ketika sebgian penduduk sedang melakukan penyerbukan kurma. Lalu nabi bertanya “apa yang sedang kalian lakukan?”. Setelah mereka manjawab sedang melakukan penyerbukan lalu nabi berkata “mungkin akan lebih baik jika kalian tidak melakukan yang demikian!”. lalu penduduk meninggalkan hal itu dan akibatnya hasil panen mereka berkurang.
Kemudian nabi berkata “aku adalah manusia biasa jika aku perintahkan kalian untuk mengerjakaan urusan agamamu, kerjakanlah!, jika aku sampaikan urusan keduniaamu, aku adalah manusia biasa” anas menambahkan dengan ungkapan “….kalian lebih mengerti urusan keduniaan kalian”
Dalam hadis ibn abas “ aku seorang manusia biasa, apa yang aku sampaikan dali alloh adalah kebenaran dan apa yang aku sampaikan dari pandanganku sendiri, sesungguhnya aku adalah manusia biasa, aku bisa salah dan bisa benar”
Demikian ugkapan nabi tentang keberadaan dirinya sendiri mengenai urusan keduniaan. Walau demikian yang perlu di bedakan, sifat kemanusiaan itu ada pada jasmani nabi tapi tidak dengan kondisi batiniahnya, secara batiniah kalanan nabi terbebaskan darisifat sifat kemanusiaandan mereka termasuk golongan malaikat sehingga mereka bisa berhubungan dengan malaikat.
Filed under: Cerita Sufi, Islami | Tagged: 10 muharam, agama | Leave a comment »